Tiada yang tak mungkin

 Di sebuah desa hiduplah seorang anak manusia, dia hanya anak dari seorang petani yang hanya memiliki tanah 1 petak, namn anak itu tak pernah mengeluh sedikitpun atas keadaan orang tuanya, tapi anak itu sangat rajin membantu kedua orang tuanya. Ia bernama Abdul yang sering di panggil Dul.
Pada suatu hari Dul melihat temannya berangkat menuju sekolah, ia sangat ingin sekali bersekolah seperti teman – temannya yang lain, namun apa daya dia hanya anak dari seorang petani, tapi kekurangan itu tak membuat ia putus asa. Diam – diam ia mengikuti temannya itu ke sekolah, saat anak – anak yang lain belajar dia memperhatikan di luar jendela dengan seksama, diapun mendapat beberapa ilmu dari tempat itu. Keesokan harinya ia melakukan hal yang sama tapi kali ini ia membawa alat tulis milik kakanya dulu, hebatnya anak itu pintar sekali dalam menyerap pelajaran. Pada suatu hari ketika anak itu sedang memperhatikan pelajaran tiba -  tiba datang seorang guru, anak itu mengetahui kedatangan guru tersebut, dan dengan spontan ia pun berlari, guru itu memanggilnya tapi ia tidak mendengarkannya.
Pada suatu hari ibunya sakit keras, ayahnya sedang pergi ke ladang. Dul kebingungan bagaimana cara mengobati ibunya padahal keluarga tak mempunyai banyak uang. Ia terpaksa membantu ayahnya mencari uang dengan cara membantu orang yang ingin mengangkat barang. Berminggu minggu ia membantu ayahnya setelah ia mendapat cukup uang iapun pulang. Ketika sampai di rumah ia melihat bendera kuning di depan gang, dalam hatinya bertanya tanya “siapa yang meninggal”. Ketika sampai di depan rumah ia melihat banyak orang di rumahnya, ketika ia masuk ia mendapati ibunya yang sedang terkujur kaku, ia pun langsung menangis  seketika, ayahnya duduk di samping ibunya dengan wajah yang murung, dan kakanya yang tak kunjung pulang.
Kejadian itu tak membuat Dul berlarut larut bersedih, tetapi ia terus beraktifitas seperti biasanya. Suatu pagi ia kembali menuju sekolah untuk belajaar seperti biasanya dengan mengintip di luar jendela, kali ini dia benar benar tertangkat oleh satpam penjaga sekolah, saat ia sedang di marahi datanglah seorang guru yang baik hati, guru itu lalu bertanya “kenapa kamu diam diam berada di sekolah ini?” Dul pun menjawab dengan jujur “maaf ibu, saya hanya ingin ikut belajar seperti yang lain, tapi keluarga saya tak punya biaya” lalu ibu itu bertanya lagi “kenapa kamu ingin sekolah?” Anak itu menjawab “karena saya ingin banyak mengetahui tentang ilmu –ilmu yang belum pernah saya kethui bu, dan saya ingin menjadi seorang dokter”. Mendengar jawaban itu bu guru langsung prihatin. Bu guru menanyakan alamat anak itu. Ke esokan harinya datanglah ibu guru yang kemarin di sekolah ke rumahnya guru itu sangat ingin sekali menyekolahkan Dul sampai ia dewasa, karena bu guru itu tidak mempunyai anak. Tanpa pikir panjang ayahnya langsung memperbolehkan Dul untuk bersekolah. Dul sangat gembira sekali soalnya ia sangat ingin sekolah.
Keesokan harinya Dul bisa belajar di dalam kelas, dia mulai dari kelas 1 SD, walaupun umurnya sepuluh tahun. Dul sangat cerdas sampai sampai ia menyelesaikan SD dalam 4 tahun. Ia sangat bersyukur kepada Allah atas nikmat yang Allah berikan kepadanya. Sesekali Dul pulang ke rumah ayahnya, ayahnya bilang “kejarlah dulu cita – citamu barulah kamu pulang kesini dan jagalah dirimu baik – baik ayah disinni insya Allah akan baik – baik saja”. Mendengar perkataan ayahnya itu ia sangat bersemangat dalam mengejar cita – citanya.
Dul pun melanjutkan sekolahnya ke tingkat SMP, di SMP ia menyelesaikannya dalam waktu dua tahun. Ia pun naik ke SMA, nah di SMA inilah ia mulai di uji. Suatu hari ketika Dul berangkat dari rumah menuju sekolah Dul melihat seorang gadis yang cantik jelita dan jilbabnya yang menutupi seluruh auratnya. Dul merasakan ada hal aneh pada dirinya setiap  ia melihat wanita itu ia selalu gemetar, ia menemukan wanita pujaaannya di SMA. Suatu hari ia melihat wanita pujaannya itu sedang kesulitan membereskan buku bukunya yang jatuh Dul pun membantunya lalu Dul berkenalan Dul menanyakan nama gadis itu, ia bernama Aisyah, saat ia ingin berjabat tangan dengan Aisyah, Aisyah menolak jabatan tangannya dengan sopan, dan Dul mengerti keadaannya. Dul menyelidiki tentang Aisyah ternyata Aisyah ikut DKM di sekolahnya. Karena wanita semua tujuan Dul terlupakan. Setelah beberapa semester Dul ingat akan tujuannya, ayahnya, bu guru. Ketika libur sekolah ia pulang dan meminta maaf kepada ayahnya dan bu guru yang membiayainya, ia mengakui ia lupa akan tujuannya dan mereka memakluminya. Dul pun kembali kepada tujuannya da menjalankan kewajibannya untuk belajar dengan sungguh – sungguh.
Ia pun lulus SMA tapi kali ini normal seperti yang lainnya. Dul melanjutkan ke universitas di luar negeri dengan beasiswa yang di perolehnya. Di luar negeri tantangan baginya begitu berat, sampai di suatu waktu ia di goda oleh seorang wanita dan ia hampir melkukan perbuatan zinah tapi karena keimanannya ia dapat menahan nafsunya. Bertahun tahun ia belajar di luar negeri dan sampai akhirnya ia menggapai apa yang di cita citakannya.
Ia pun pulang dengan menyandang gelar dokter, ia dapat mengangkat martabat keluarganya dan keluarga bu guru yang dulu membiayainya dan jika saja ibunya masih hidup tentu ia pun akan bangga sekali kepada Dul. Dul membuka praktek kecil kecilan di rumahnya dan lama kelamaan menjadi besar.
Ayahnya ingin sekali menimang seorang cucu, Dul pun kebingungan. Pada suatu hari datang seorang pasien dia mirip sekali dengan wanita pujaannya dulu, Dul pun bertanya kepadanya ternyata benar dia adalah Aisyah wanita pujaannya dulu. Dul pun jujur seketika tentang perasaannya dulu dan ia ingin sekali menjadi kekasihnya Aisyah menjawab “Mas, saya tidak mau jika di jadikan kekasih tapi saya ingin langsung di nikahi, karena islam tidak mengjarkan pacaran”. Dan mereka berdua ta’arufan. Dul menceritakan hal tersebut kepada ayahnya.
Dan ketika merka berdua sudah merasa cocok, Dul langsung melamar Aisyah. Lamaran Dul langsung di terima. Dan tak lama kemudian mereka berdua menikah. Dan beberapa tahun kemudian mereka di anugerahi anak, dan mereka hidup bahagia sampai akhir.