Kisah Ashabul Kahfi

Mereka adalah para pemuda yang Allah ilhami dengan keimanan dan mereka iberi petunjuk oleh Allah SWT, dan mereka meyakini akan keesaan Allah dan meninggalkan kepercayaan kaum mereka yang menyembah berhala.

Suatu hari mereka diajak kaum nya untuk menghadiri pertemuan untuk membicarakan masalah akidah, mereka datang desrtai dengan perasaan takut akan kekejaman kaum mereka, di pertemuan itu mereka di ajak untuk menyembah berhala karena merka mempunyai keimanan tentu mereka pun menolak, mereka takut untuk menolak nya, dan Allah pun meneguhkan hati mereka lalu mereka pun berkata "Tuhan kami adalah tuhan langit dan bumi; kami tidak menyeru tuhan selain Dia.Sungguh kalau kami berbuat demikian, tentu kami tentu kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran". (Qs. Al-kahf : 14)

Dan setelah itu mereka pun dekejar oleh kaum nya untuk di bunuh, lalu mereka pun lari kedalam sebuah gua, mereka pun bingung, dan kemudian mereka berdoa "Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami disisi-Mu dan sempurnakan lah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami." (Qs. Al-kahf : 10)

Dan kemudian Allah menutup mata dan telinga mereka, sesuai dengan firman Nya, "Maka kami tutup telinga mereka di dalam gua itu, selama beberapa tahun". (Qs. Al_kahf : 11). Mereka pun tertidur selam 309 tahu sesuai dengan firman Allah "dan mereka tinggal di dalam gua selama tiga ratus tahu di tambah sembilan tahun". (Qs. Al-kahf : 25).

Setelah 309 tahun (Wallahualam) kemudian mereka pun di bangun kan oleh Allah SWT, dalam firman nya "Dan demikian kami bangunkan mereka, agar diantara mereka saling bertanya. Salah seorang diantara mereka berkata "Sudah berapa lama kamu berada (disini)?" Mereka menjawab, "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi), "Tuhanmu lebih tau berapa lam kamu berada (disini), maka suruhlah diantara kamu pergi kekota dengan membawa uang perak mu ini, dan hendaklah ia lihat mana kah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian makanan itu untuk mu, dan endaklah kamu berlaku lemah lembut dan jangan lah sekali kali menceritakan hal mu kepada siapa pun". (Qs Al-kahf : 19). "Sesungguh nya jika mereka mengtahui tempatmu, niscaya mereka lempari kamu dengan batu, atau memaksa mu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian kamu tidak akan beruntung selama lama nya". (Qs. Al-kahf : 20)

Seorang diantara mereka pun ke kota dan sekembalinya dia ternyata di ketahui bahwa mereka sudah tinggal lama sekali di dalam gua, karena uang perak yang dia bawa sudah tidak berlaku.


Di dalam kisah tersebut terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah Subhannahu wa Ta’ala dan faidah-faidah yang bermanfaat, di antaranya:
* Bahwa kisah ashhabul kahfi, meskipun sangat mengagumkan, tetapi bukan merupakan tanda kekuasaan Allah Subhannahu wa Ta’ala yang paling mengagumkan, karena Allah Subhannahu wa Ta’ala memiliki tanda-tanda kekuasaan tersendiri dan kisah-kisah lain yang di dalamnya terdapat pelajaran berharga bagi orang-orang yang berkenan merenungkannya.
* bahwa orang yang memohon perlindungan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala, maka Allah akan melindungi dan menyayanginya, dan menjadikan nya sebab-sebab untuk menunjukkan orang-orang yang sesat. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah melindungi ashhabul kahfi dalam tidur mereka yang cukup lama dengan memelihara keimanan dan tubuh mereka dari gangguan serta pembunuhan kaum mereka dan Allah Subhannahu wa Ta’ala menjadikan bangunnya mereka dari tidur mereka sebagai tanda kesempurnaan kekuasaan-Nya, kebaikan-Nya yang banyak dan bermacam-macam, supaya hamba-hamba-Nya mengetahui bahwa janji Allah Subhannahu wa Ta’ala pasti benar.
* Adalah perintah menuntut ilmu-ilmu yang bermanfaat dan mendiskusikannya, karena Allah Ta’ala telah mengutus mereka untuk tujuan tersebut dan mengilhami mereka untuk berdiskusi di antara mereka seputar keyakinan mereka dan pengetahuan masyarakat mengenai keyakinan atau perilaku mereka sehingga diperoleh bukti-bukti dan pengetahuan bahwa janji Allah pasti benar dan sesungguhnya kiamat itu pasti terjadi tanpa ada keraguan di dalamnya.
* Adalah berkenaan dengan etika seseorang yang merasa samar mengenai sesuatu ilmu, maka hendaklah ia mengembalikannya kepada gurunya dan berusaha untuk memahami dengan seksama pelajaran yang telah diketahuinya.
* Bahwa sah mewakilkan dan mengadakan kerja sama dalam jual beli. Hal tersebut merujuk perkataan mereka,artinya, “Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini”, kemudian “،K maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu.” (Al-Kahfi: 19).
* Bahwa diperbolehkannya memakan makanan yang baik-baik dan memilih makanan-makanan yang layak dan sesuai dengan selera seseorang selama tidak melebihi batas-batas kewajaran. Sedang jika melebihi batas-batas kewajaran maka hal tersebut termasuk perbuatan yang dilarang. Hal itu didasarkan kepada perkataan salah seorang dari mereka,artinya, “،K dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu.” (Al-Kahfi: 19).
* Adalah berkenaan dengan anjuran supaya memelihara, melindungi serta menjauhkan diri dari perbuatan yang dapat menimbulkan fitnah dalam urusan agama dan harus menyembunyikan ilmu yang mendorong manusia berbuat jahat.
* Adalah berkenaan dengan keterangan yang menjelaskan perhatian dan kecintaan para pemuda itu kepada agama yang benar, pelarian mereka untuk menjauhkan diri dari semua fitnah dalam urusan agama mereka dan pengasingan diri mereka dengan meninggalkan kampung halaman serta kebiasaan mereka untuk menempuh jalan Allah Subhannahu wa Ta’ala.
* Adalah berkenaan dengan keterangan yang menjelaskan hal-hal yang tercakup dalam kejahatan, seperti kemadharatan dan kerusakan yang mengundang kemurkaan Allah ƒ¹ dan kewajiban meninggalkannya, dan meniggalkannya merupakan jalan yang harus ditempuh oleh kaum mukminin.
* Bahwa firman Allah Subhannahu wa Ta’ala,artinya, “Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata, “Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya.” (Al-Kahfi: 21) menunjukkan bahwa orang-orang yang berkuasa yang dimaksud ialah para penguasa ketika mereka dibangunkan dari tidur mereka yaitu para penguasa yang telah beragama dengan agama yang benar, karena para penguasa itu mengagungkan dan memuliakan mereka, sehingga para penguasa tersebut berniat membangun sebuah rumah peribadatan di atas gua mereka.
Meski hal itu dilarang khususnya dalam syari’at agama, maka yang dimaksud ialah menjelaskan tentang ketakutan luar biasa yang dirasakan Ashhabul Kahfi ketika membela dan mempertahankan keimanan mereka sehingga harus berlindung di sebuah gua dan setelah itu Allah Subhannahu wa Ta’ala membalas perjuangan mereka dengan penghormatan dan pengagungan dari manusia. Hal itu merupakan kebiasaan Allah Subhannahu wa Ta’ala dalam membalas seseorang yang telah memikul penderitaan karena-Nya serta menetapkan baginya balasan yang terpuji.
* Bahwa pembahasan yang panjang lebar dan bertele-tele dalam masalah-masalah yang tidak penting; maka hal itu tidak perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal itu merujuk firman Allah Ta’ala,artinya, “Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorang pun di antara mereka.” (Al-Kahfi: 22).
* Bahwa bertanya kepada seseorang yang tidak berilmu dalam masalah yang akan dimintai pertanggungan jawab di dalamnya atau orang yang tidak dapat dipercaya adalah terlarang. Hal itu merujuk firman Allah Ta’ala,artinya, “،K dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorang pun di antara mereka.” (Al-Kahfi: 22).

Wallahualam